Senin, 26 Juli 2010

Siapkah Perjalanan Mudik Tahun Ini?

Dari tahun ke tahun, tampak ketidakmulusan pelayanan angkutan Lebaran. Meski Lebaran mendekati, tiket kereta api (KA), misalnya, sudah ludes. Tiket KA eksekutif rute Jakarta-Surabaya yang dilego Rp 450.000 dijajakan para calo seharga Rp 900.000.

Ketidaksiapan ini baru dari satu moda transportasi. Bagaimana moda transportasi lainnya? Pemerintah memprediksi kenaikan jumlah penumpang angkutan umum sebesar 6,14 persen, dari 14,88 juta penumpang di tahun 2008 menjadi 15,79 juta penumpang pada tahun 2009.dan dr tahun sebelumnya tidak ada kenaikan arus mudik yg signifikan.

Pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengingatkan, pelayanan moda transportasi tidak pernah dirancang bagi kondisi puncak. Maka, selain mengoptimalisasikan pelayanan, pemudik sebaiknya jangan pulang kampung pada hari yang sama. Bila memungkinkan, lebih cepat atau lebih lambat.

Hal senada dikatakan Menteri Perhubungan. Ia mengatakan, yang menjadi tantangan adalah bagaimana mendistribusikan kursi angkutan umum. Tahun ini, jumlah kursi dari seluruh moda transportasi sebanyak 35,60 juta.

Untuk sektor laut, masa mudik diprediksi antara (H-15)dan(H+15). Untuk pemudik dengan KA, diprediksi antara (H-10)dan(H+10). Adapun pemudik melalui jalan, penyeberangan, dan udara diperkirakan antara (H-7)dan (H+7).

Kereta api

Kereta api akan menjadi angkutan primadona untuk mudik karena harga tiket pesawat di musim Lebaran sangat tinggi. Sebagai pembanding, tiket KA Argo Anggrek Jakarta-Surabaya dijual Rp 450.000, sedangkan tiket pesawat sekitar Rp 1,2 juta. Padahal, bila bukan musim Lebaran, tiket pesawat Jakarta-Surabaya sekitar Rp 400.000 saja.

Dari sisi sarana, PT KA menyiapkan 212 perjalanan KA reguler ditambah 11 KA tambahan, terdiri atas 179 lokomotif dan 1.293 kereta siap operasi. Dari data Dephub diketahui, penurunan perjalanan KA akibat tak dioperasikannya kereta berusia tua dengan alasan keamanan.

Berdasarkan data Ditjen Perkeretaapian Dephub, Mei 2008, dari 342 lokomotif milik PT KA, sebanyak 109 lokomotif berusia di atas 40 tahun. Adapun dari 1.275 kereta, sebanyak 412 kereta berusia di atas 40 tahun.

Karena itu, tak heran jika sering terjadi kecelakaan kereta api. Kecelakaan juga akibat kualitas sumber daya manusia dan prasarana rel yang tidak mumpuni.

Masalah lain yang memperumit pengaturan perjalanan KA adalah stasiun-stasiun di republik ini tidak steril. Terlalu banyak ”jalan tikus” yang dapat dilalui pemudik. Saat KA mulai berjalan, tak jarang penumpang naik di kabin lokomotif sehingga aspek keselamatan dikorbankan.

Agar perjalanan KA saat Lebaran lancar, salah satu upaya yang memungkinkan adalah menurunkan tingkat kecepatan. Namun, akibatnya perjalanan lebih lama, tetapi keselamatan dipertahankan.

Angkutan udara

Bagi pemudik di Pulau Jawa, pesawat dapat digantikan KA. Namun, untuk perjalanan antarpulau, terutama ke Indonesia Timur, pesawat tetap diandalkan. Taruhlah, perjalanan kapal dari Tanjung Priok ke Makassar membutuhkan dua hari, bolak-balik sudah empat hari. Maka, habislah hari libur yang dimiliki pemudik.

Dari sisi sarana, terhentinya kegiatan operasi Maskapai Adam Air, yang dulu maskapai terbesar ketiga, menyebabkan armada pesawat hanya 183 pesawat (2008) dari 211 pesawat (2007). Dan dr thun sekarang belum ada laporan dat tentang penambahan armada tersebut. Meski demikian, kapasitas angkut meningkat sebab, dalam setahun terakhir, ada beberapa maskapai yang membeli pesawat berkapasitas lebih besar.

Pada April 2008, Lion Air, misalnya, mendatangkan Boeing 737-900ER berkapasitas hingga 215 penumpang. Kapasitas itu lebih banyak dibandingkan B737-300 (110 penumpang) atau B737-400 (136 penumpang).

Selain membeli pesawat berkapasitas angkut lebih besar, sejumlah maskapai menambah frekuensi penerbangan. Garuda Indonesia, misalnya, menambah kapasitas penumpang hingga 44.533 kursi. Sementara Mandala Air menjanjikan 25.000 kursi tambahan per minggu.

Angkutan laut

Pertumbuhan penumpang tertinggi diperkirakan akan terjadi pada musim Lebaran tahun ini, yang pada angkutan laut akan mencapai 10 persen.

Tahun ini, disiapkan 593 kapal, sedangkan tahun 2007 sebanyak 528 kapal. Pengendalian angkutan laut difokuskan pada 52 pelabuhan, di antaranya Tanjung Priok, Tanjung Perak, Tanjung Mas, Makassar, Banjarmasin, dan Pontianak.

Pada angkutan penyeberangan, pemudik diperkirakan naik dari 2,77 juta orang (2007) jadi 2,97 juta orang (2008). Kepadatan terjadi di 7 penyeberangan utama, antara lain Merak-Bakahueni, Ujung-Kamal (Madura), dan Ketapang-Gilimanuk (Bali).

Kapal tua, perbaikan kapal, dan buruknya jadwal sandar tak jarang menyebabkan antrean di beberapa penyeberangan. Namun, Bambang Soerjanto, Dirut PT Indonesia Ferry, menjamin kesiapan Pelabuhan Merak, yang juga titik penyeberangan terpadat. ”Tidak akan ada kapal yang docking. Bila dibutuhkan, kami akan dedikasikan kapal untuk penumpang dan sepeda motor,” ujar Bambang Soerjanto.

Di Merak, disiapkan 25 kapal, di Ketapang disiapkan 16 kapal, sedangkan di Ujung (Surabaya) disiapkan 18 kapal.

Sementara itu gelombang air laut diperkirakan tidak akan tinggi. gelombang laut tidak tinggi,” kata Dirut PT Dharma Lautan Utama Bambang Harjo, mengutip data dari Badan Meteorologi dan Geofisika. Bila awal September ini gelombang tinggi, itu merupakan sisa musim angin timur.

Berdasarkan pengalaman, persoalan latennya adalah kepadatan dan kekisruhan di pelabuhan. Tidak sedikit penumpang ditinggal kapal atau terpisah dari sanak keluarga. Sterilisasi pelabuhan memang masih impian karena banyaknya kepentingan.

Angkutan darat

Di Jawa, tulang punggung transportasi adalah jalan darat. Departemen Pekerjaan Umum bertugas membangun jalan, sedangkan Departemen Perhubungan menyiapkan sarana angkutan umum.

Kali ini, sarana yang disiapkan 34.395 bus (2008), lebih banyak dibanding armada tahun 2007 sebanyak 33.358 bus. Sulit menghindari terjadinya kemacetan selama arus mudik.

Dephub memperkirakan, arus lalu lintas (tanpa sepeda motor) meningkat 4,61 persen dari tahun 2007. Sementara arus sepeda motor diperkirakan meningkat 18,09 persen, yakni dari 2,12 juta (2007) jadi 2,5 juta (2008).

Apabila ingin memotret kesiapan angkutan Lebaran, lihat saja pertumbuhan arus sepeda motor yang fantastis. Hampir semua orang mengetahui bahwa sepeda motor bukanlah alat transportasi andal jarak jauh.

Namun, masyarakat terpaksa menggunakan sepeda motor karena dianggap lebih murah. Jika ada moda transportasi lain yang murah dan mudah, mungkin masyarakat tak perlu repot harus naik motor untuk mudik.
Red. FerdyJaya.: sumber Jakarta MEdia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar